Friday, February 14, 2014

CARA SETTING MODE VENTILATOR


VENTILASI MEKANIK

A.PENGERTIAN
Ventilasi mekanik adalah alat Bantu pernafasan mekanik untuk menolong pasien yang mengalami gangguan nafas dengan cara membantu semua atau sebagian pertukaran gas paru. 
B.MACAM-MACA MODE VENTILATOR 
1.Controlled Mechanical Ventilation (CMV)
a.Volume CMV (VCMV)

b.Pressure CMV (PCMV). Pada mode ini, pasien bersifat pasif semua variable tergantung pada ventilator yang kita set.
2.Assist controlled mechanical ventilation (ACMV). Pada perinsipnya hampir sama dengan CMV, perbedaannya terletak di trigernya atau sudah ada usaha nafas dari pasien.
3.Syncronized intermitten mandatory ventilation (SIMV). Pada prinsipnya mode ini adalah frekuensi yang di berikan secara interminten lebih sedikit sehingga pasien diberi kesempatan lebih besar untuk bernafas spontan.
4.Pressure support ventilation (PSV). Pada mode ini, pasien harus bernafas dengan mempunyai kekuatan inspirasi yang mampu mentrigger ventilator dan ventilator akan membantu tekanan secara konstan setiap kali inspirasi.
5.Gabungan SIMV dan PSV
6.Continuous positive airway pressure (CPAP). Mode ini, tekanan jalan nafas dipertahankan positif pada waktu inspirasi dan ekspirasi.
7.Volume assured pressure support (VAPS) dan pressure augmentation (PA). Mode ini, mengurangi kerja otot atas namun menjamin minute volume yang minimal dan volume tidal yang minimal masih tercapai.
8.Volume support (VS)/ variable pressure support (VPS). Mode ini mengurangi pressure support secara otomatis bila mekanik paru / nafas dari pasien membaik. Automode / variable pressure support (VPS) dan variable pressure control (VPC). Untuk menyapih (weaning) secara otomatis dari pressure control ke pressure support dan meningkatkan pressure bila keadaan pasien memburuk atau usaha nafas berkurang.
9.Adaptive support ventilation (ASV). Ventilasi mekanik dengan pola close-loop yang dirancang untuk memberikan ventilasi secara titrasi nafas per nafas. Besarnya bantuan yang diberikan oleh ventilator ditentukan oleh pengukuran ventilator terhadap karakteristik mekanis dan usaha nafas pasien.

C.CARA SETTING VENTILATOR 
1.Frekuensi pernafasan permenit
2.Besarnya volume tidal (VCMV)/tekanan atau pressure (PCMV)
3.Perbandingan antara waktu inspirasi dan waktu ekspirasi
4.FiO2
5.PEEP

D.METODE WEANING 
1.Minimal sedasi
2.Hemodinamik stabil
3.Pertahankan FiO2 50 % atau lebih rendah dengan PEEP tidak lebih dari 5-8 cmH2O. Jika pasien masih memerlukan PEEP tidak dianjurkan untuk proses weaning.
4.Dua metode weaning yang dapat dilakukan:
a.Weaning IMV, pengecekan Astrup 20 – 30 % menit setiap perubahan modus ventilasi mekanik.
b.Weaning dapat menggunakan T-Piece atau respirasi spontan tanpa CPAP. Astrup dicek setelah penggunaan T-Piece selama 30 menit jika hasil lebih baik pasien dapat diekstubasi
5.Weaning harus dihentikan jika:
a.Sistolik BP meningkat lebih dari 20 mmHg
b.HR meningkat lebih dari 20 kali/mnt atau diatas 110 kali/mnt
c.RR meningkat lebih dari 10 kali/mnt atau diatas 30 kali/mnt
d.Aritmia yang berkembang atau menjadi lebih sering
e.PaO2 turun kurang dari 60 torr
f.PCO2 naik diatas 50 torr
g.pH turun di bawah 7,3
Catatan: naiknya PA pressure sering merupakan catatan pertama abnormalitas hemodinamik pada pasien yang tidak toleran terhadap weaning. Tanda klinis pertama pada weaning yang efektif tachipneu.

E.INDIKASI PEMAKAIAN VENTILASI MEKANIK
1.Gangguan ventilasi yang disebabkan karena:
a.Gangguan otot pernafasan:
1)Akibat kelelahan otot pernafasan
2)Akibat kerusakan dinding dada
b.Penyakit neuro muskuler
c.Gangguan pusat pernafasan
d.Gangguan jalan nafas atau obstruksi
2.Gangguan oksigenasi
a.Hipoksemia yang refrakter
b.Memerlukan PEEP
c.Kerja pernafasan yang meningkat.
3.Kepentingan lain:
a.Sebagai penunjang pada pasien yang memerlukan sedasi/ obat pelumpuh otot.
b.Menurunkan tekanan intracranial.
c.Mencegan atelektasis alveoli paru.
d.Mengurangi kebutuhan oksigen tubuh/ otot jantung.

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG 
1.Pemeriksaan fisik
2.X ray
3.Laboratorium
4.Bronchoscopy

G.KOMPLIKASI PEMAKAIAN VENTILASI MEKANIK
1.Barotrauma
2.Infeksi nosokomial.
3.Stenosis/edema laring.

No comments:

Post a Comment