Sunday, December 29, 2013

Pembangungan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dan Tanggal Operasionalnya

Ilustrasi otak manusia. [Google] Ilustrasi otak manusia. [Google]
[JAKARTA] Pembangunan fisik Rumah Sakit Otak Nasional untuk pertama di Indonesia sudah mencapai 93%, dan siap dioperasionalkan awal 2013 nanti.

Sebanyak 60 % dari 449 tempat tidur akan dipakai untuk kelas 3, yakni pasien peserta Jamkesmas atau penerima bantuan iuran dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.  

Direktur Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan (Kemkes) Supryantoro, mengatakan, RS yang terletak di jalan MT Haryono,Cawang,Jakarta Timur  itu sudah dipastikan selesai akhir tahun ini, dan baru akan dilengkapi dengan peralatan berteknologi tinggi untuk penanganan otak.  

Sebagai rumah sakit pendidikan, kata Supryantoro, RS Otak Nasional pada awalnya dibawah binaan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). 

Dengan begitu calon dokter saraf maupun bedah saraf yang belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) akan melaksanakan pendidikannya di RS Otak Nasional. Di samping itu, beberapa tenaga dari RSCM juga akan dipekerjakan di RS Otak Nasional, termasuk dokter spesialis dan sub spesialis serta perawatnya.  

“Pada awal operasionalnya kami harapkan ada sekitar 200-300 tenaga termasuk dokter dan perawat yang diambil dari rumah sakit fertikal seperti RSCM dan rumah sakit lainnya. ,” kata Supryantoro saat memantau langsung pembangunan fisik RS Otak Nasional di Jakarta.  

Supryantoro mengatakan, RS Otak Nasional akan mengutamakan tindakan yang minimal invasiv sesuai dengan tren saat ini. Karena itu diprioritaskan peralatan berteknologi tinggi, sehingga dengan tindakan minimal tetapi menghasilkan terapi yang maksimal.  

Teknologi tersebut antara lain untuk kasus stroke pendarahan di kepala yang harus dibuka dengan tindakan katerisasi atau dengan microsurgery. Termasuk juga teknologi diagnostiknya,sehingga penanganannya jauh lebih efisien dan efektif.  

RS Otak Nasional juga  memiliki kamar operasi dengan tata udara yang  sudah memenuhi standar internasional, yang mana ketika ada pembedahan otak tidak terkontaminasi. Pembangunan fisik termasuk pembelian teknologi menelan biaya sekitar Rp 237 miliar dari anggaran Kemkes.  

“Superspesialis dan subspesialis baik itu saraf maupun bedah saraf  yang akan menjadi kunci utama untuk operasional teknologi ini. Untuk  awal operasional adalah teknologi dasar terlebih dahulu yang diutamakan,” katanya lagi.  

Supryantoro menambahkan, RS lainnya baik milik pemerintah maupun swasta sudah menyelenggarakan penanganan khusus otak. Kehadiran RS Otak Nasional untuk melengkapi, karena semakin meningkatnya kasus yang berkaitan dengan otak tidak cukup tertangani dengan jumlah rumah sakit yang sudah ada.  

RS Otak Nasional akan menjalin jejaring dengan rumah sakit lain termasuk di daerah dan swasta untuk rujukan. Jejaring diharapkan melakukan pembinaan terhadap pasienm sehingga sistem rujukan berjalan baik, artinya pasien yang bisa tertangani di rumah sakit lain tidak perlu dibawa ke RS Otak Nasional.  

Pembangunan RS Otak Nasional yang peletakan batu pertamanya dilakukan mantan Menkes almarhumah Endang Rahayu Sedyaningsih ini bertujuan untuk mengatasi masalah saraf dan otak (neurologi) yang belakangan kasus meningkat di negara-negara sedang berkembang,termasuk Indonesia tetapi belum ada pusat penanganan khusus.  

Masalah neurologi adalah masalah kesehatan nasional yang sangat serius dan berdampak banyak. Bertambahnya usia harapan hidup di Indonesia ternyata menimbulkan proses penuaan otak dan jaringan saraf,sehingga orang berisiko tinggi.  

Tim teknis pembangunan RS Pusat Otak Nasional Yusuf Isbah, mengatakan, kemungkinan tempat tidur di RS ini akan penuh, mengingat RS yang menangani kasus neurologi masih kurang. Pasien Jabodetabek saja misalnya, hanya 3-4% dari total rawat jalan yang mampu dicover rumah sakit yang ada dalam 10 tahun terakhir.  

“Kehadiran rumah sakit ini penting karena memberikan pelayanan lebih spesifik dan mendalam  dibanding rumah sakit umum. Di RSCM misalnya, sudah memiliki super spesialis, tetapi tindakan tertentu seperti mengambil pembuluh darah belum ada,” katanya.  

Semua gangguan neurologi akan dilayani di rumah sakit ini, di antaranya  stroke, kanker/tumor otak, epilepsi, alzeimer, dimensia, komplikasi diabetes, infeksi radang meningitis dan geger otak karena kecelakaan.   

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan,  stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama hampir di seluruh RS di Indonesia. Satu dari 7 kematian disebabkan oleh stroke dan dari 1.000 orang Indonesia,  8 di antaranya pernah mengalami stroke baik ringan maupun berat.  

Rumah sakit khusus akan sangat penting untuk penderita stroke karena penanganannya akan lebih fokus dan didukung fasilitas lengkap.  Juga beberapa program unggulan di RS ini, di antaranya, melaksanakan  check up otak yang komprehensif,sebagai salah satu pemeriksaan kesehatan sehat.  

Sebagai pusat pelayanan trauma serebro spinal terpadu, pusat pelayanan gangguan memori dan neurobehavior terpadu, pusat neuro onkologi terpadu. RS ini menangani permasalahan otak dan saraf (neurologi) secara komprehensif, terpadu serta berbasiskan pada bukti (evidence base medicine). [D-13]

No comments:

Post a Comment